Topik 7 Menyimak Tidak Langsung

 

MENYIMAK TIDAK LANGSUNG

 

Faiza Nurrahmah (20016013)

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

FBS Universitas Negeri Padang

Email: faizaa.nrrahmah@gmail.com

 

PENDAHULUAN

Keterampilan   berbahasa   dibagi   menjadi   beberapa   aspek   yaitu   keterampilan   menyimak (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),   dan   keterampilan   menulis   (writing skill). Namun, di antara keterampilan   berbahasa   yang  yang lainnya, yang pertama   dipelajari   adalah   keterampilan   menyimak, artinya seseorang yang menguasai keterampilan menyimak akan menguasai keterampilan lainnya. Artinya,  aktivitas   menyimak   merupakan   aktivitas   yang   paling   awal dilakukan peserta didik sebelum mereka melakukan aktivitas berbicara, aktivitas membaca,dan aktivitas menulis. Oleh karena itu, dalam laporan bacaan pada kali ini, penulis akan membahas mengenai salah satu jenis menyimak, yaitu menyimak tidak langsung atau menyimak ekstensif dan pembagian-pembagiannya.

 

A.    Menyimak Ekstensif (Extensive Listening)

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah suatu kegiatan menyimak hal-hal yang umum dan lebih bebas dalam suatu ujaran, tanpa perlu bimbingan langsung dari seorang guru. Pada umumnya, menyimak ekstensif dapat dipergunakan untuk dua tujuan yang berbeda.

Penelitian dilakukan untuk menentukan manfaat dari menyimak ekstensif. Ini sangat berkaitan dengan populasi penutur asli, terutama pembaca awal di sekolah dasar dengan membaca cerita anak atau dongeng. Secara universal, membaca cerita untuk anak-anak diakui sebagai pedagogi yang baik.

Menyimak secara ekstensif dinilai penting dalam pembelajaran bahasa. Penting bagi pelajar untuk menyimak sejumlah besar bahasa lisan yang relatif mudah. Kemudahan adalah faktor kunci lain yang membantu pelajar meningkatkan keterampilan menyimak dan keterampilan bahasa. Kemudian, minat juga dapat menjadi faktor yang menentukan apakah pelajar terlibat aktif dalam kegiatan menyimak atau tidak.

Pengaruh motif, minat, kebutuhan, sikap, atau keadaan emosi pelajar berfungsi sebagai filter yang secara tidak sadar menyaring bahasa yang masuk. Dengan demikian guru harus mencoba mengurangi ketakutan pelajar tentang menyimak, dan memilih input yang paling sesuai dengan motif dan sikap siswa tentang menyimak.

Keterampilan menyimak akan meningkat ketika pelajar terlibat dalam input yang berfokus pada makna dan tugas-tugas pengembangan kefasihan yang mencakup menyimak ekstensif untuk materi yang mudah dan menarik. Menyimak ekstensif harus memenuhi empat asumsi berikut dari untaian input dan kelancaran yang berfokus pada makna:

1.      Peserta didik mendengarkan apa yang akrab bagi mereka dalam hal kosa kata, konten, dan fitur wacana.

2.      Peserta didik fokus pada makna (teks yang secara intrinsik menarik).

3.      Tekanan diberikan pada peserta didik untuk melakukan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari biasanya.

4.      Peserta didik dihadapkan pada sejumlah besar input. (Nation, 2007).

Dari empat untaian pengajaran Nation, dapat kita lihat bahwa ia mendukung penggunaan pendekatan menyimak ekstensif untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa dan kepercayaan diri dalam pembelajaran bahasa.

 

B.     Menyimak Sosial (Social Listening)

Menyimak sosial atau menyimak konversasional merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan masyarakat pada kehidupan sosial seperti di pasar, bandara, swalayan, dan lain sebagainya. Menyimak tipe ini berlangsung dalam situasi sosial dan memberikan respon dan perhatian terhadap hal yang disampaikan oleh orang lain (Wibowo, 2016). Menyimak sosial biasa dilakukan ketika bercakap-cakap dengan teman, mendengar nasihat orang tua, dan lain sebagainya.

Menyimak sosial bertujuan untuk menggerakkan seseorang yang semula hanya bertindak sebagai penerima pesan menjadi seseorang yang terlibat langsung dalam proses komunikasi transaksional. Ketika pendengar beralih dari hanya bertanggung jawab untuk menerima pesan, menjadi komunikator interaktif seperti dalam menyimak sosial, maka ia secara bersamaan bertanggung jawab untuk semua aspek dari proses komunikasi yang dikaitkan dengan sumber dan penerima.

 

C.       Menyimak Sekunder (Secondary Listening)

Menyimak sekunder (secondary listening) merupakan jenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening) (Kusumadewi, 2018). Menyimak sekunder merupakan kegiatan menyimak yang terjadi secara kebetulan saat kita sedang melakukan aktivitas lain. Misalnya, saat seseorang sedang belajar di kamar, ia juga mampu mendengarkan suara-suara di luar kamar seperti suara televisi, radio, dan lain-lain. Tetapi, hal tersebut tidak mengganggu konsentrasinya.

 

D.       Menyimak Estetik (Aesthetic Listening)

Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif, mencakup:

1.      Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan rekaman-rekaman.

2.      Menikmati cerita, puisi teka-teki gemerencing irama dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa, atau aktor.

 

E.       Menyimak Kritis (Critical Listening)

Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan dari ujaran penutur. Seorang penyimak tentu saja dapat melakukan hal ini dengan catatan memiliki alasan yang tepat.

Contoh situasi untuk kegiatan menyimak kritis:

1.      Pidato politis

2.      Pidato filosofis

 

F.        Menyimak Konsentratif (Consentrative Listening)

Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut menyimak sejenis telaah. Menurut Dawson (dalam Tarigan: 2008: 49) kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif yaitu:

1.      Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan

2.      Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan, serta sebab-akibat

3.      Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu

4.      Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam

5.      Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran, ataupun pengorganisasiannya

6.      Memahami ide-ide sang pembicara

7.      Mencari dan mencatat fakta-fakta penting.

 

PENUTUP

Untuk menutup laporan bacaan ini, saya akan memberikan kesimpulan dari mataeri keterampilan menyimak tidak langsung atau menyimak ekstensif. Menyimak ekstensif suatu kegiatan menyimak hal-hal yang umum dan lebih bebas dalam suatu ujaran, tanpa perlu bimbingan langsung dari seorang guru. Kemudaian, menyimak tidak langsung dibagi lagi berdasarkan objek simakannya, yaitu menyimak sosial seperti mendengarkan percakapan dio sekolah atau di pasar, menyimak sekunder yaitu menyimak sambil melekukan kegiatan lain, menyimak estetik merupakan kegiatan menyimak karya seperti musik atau puisi, menyimak kritis yang dapat mencari-cari kesalahan dari setiap tutur pembicara, dan menyimak konsentratif untuk menyimak hal-hal penting yang memerlukan konsentrasi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Kusumadewi, H. (2018). Penggunaan Elt Website Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru-Guru SMP dalam Ketrampilan Menyimak. Pujangga3(2), 39-47.

Nation, P. (2007). The Four Strands. International Journal of Innovation in Language Learning and Teaching, 1(1), 2-13, https://doi.org/10.1121/1.1907416.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wibowo, M. A. (2016). Penerapan Strategi Directed Listening Thinking Approach (DLTA) dalam Pembelajaran Keterampilan Menyimak pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif20(1), 50-59.

 

Comments