Topik 2 Bahasa: Pemerolehan dan Pembelajaran

HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA MENYIMAK DAN BERBICARA DALAM KONTEKS PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA

 

Faiza Nurrahmah (20016013)

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

FBS Universitas Negeri Padang

Email: faizaa.nrrahmah@gmail.com

 

PENDAHULUAN

Menurut Basri Irfani (2016), memahami bahasa lisan atau menyimak adalah salah satu keterampilan berbahasa yang tidak kurang pentingnya dari ketiga keterampilan berbahasa yang lain, yaitu berbicara, membaca dan menulis. Sistem fonologis dari suatu bahasa diperoleh melalui proses menyimak. Demikian pula dengan komunikasi lisan tidak akan terjadi tanpa keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk dapat berbicara dengan baik.

Dalam sejarah pengajaran bahasa, menyimak pernah dianggap sebagai suatu keterampilan pasif dan berbicara dianggap sebagai keterampilan aktif. Padahal, keterampilan menyimak merupakan aspek keterampilan berbahasa yang sangat esensial. Hal ini disebabkan karena keterampilan menyimak itu merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa. Pentingnya menyimak bukan saja untuk menguasai bahasa ibu, melainkan juga untuk menguasai bahasa kedua dan bahasa asing. Mempelajari sistem fonologi suatu bahasa dan komunikasi lisan tidak mungkin terjadi tanpa keterampilan menyimak. Anak kecil yang mulai belajar bahasa, melalui kegiatannya dengan menyimak terjadi rentetan bunyi yang didengarnya. Setelah anak itu masuk sekolah, mereka belajar membaca dan menulis. Begitu pula waktu kita belajar bahasa-bahasa kedua dan bahasa asing, lebih-lebih pada bahasa lisan maka keterampilan menyimak merupakan dasar bagi keterampilan berbicara yang sangat penting.

 

A. Keterampilan Berbahasa

Menurut Tarigan (2008), keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca merupakan dua kemampuan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.

Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang berbeda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal setiap tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang yang memiliki tingkatan keterampilan berbahasa yang sangat lemah sehingga bukan tujuannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.

Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang dilakukan. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada umumnya, dalam masyarakat, proses bahasa secara lisan jauh lebih banyak daripada bahasa tulisan. Oleh karena itu, keterampilan menyimak dan membaca perlu mendapat perhatian yang memadai.

a.       Menyimak menurut Irfani Basri ( 2016) adalah salah satu keterampilan berbahasa yang tidak kurang pentingnya dari ketiga keterampilan berbahasa yang lain, yaitu berbicara, membaca dan menulis. Sistem fonologis dari suatu bahasa diperoleh melalui proses menyimak. Demikian pula dengan komunikasi lisan tidak akan terjadi tanpa keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk dapat berbicara dengan baik. Pentingnya keterampilan menyimak tidak hanya didalam proses pengajaran bahasa ibu (mother tongu=bahasa pertama) saja, tetapi juga sangat penting di dalam pengajaran bahasa kedua (scound language) atau bahasa asing (foreign language). Keterampilan menyimak telah disadari pentingnya dalam proses pemerolehan suatu bahasa, khususnya bahasa kedua atau bahasa asing.

b.      Keterampilan membaca. Membaca adalah kegiatan merespons lambang-lambang cetak atau lambang-lambang tulis dengan pengertian yang tepat untuk mendapatkan informasi.

c.       Keterampilan Menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

d.      Keterampilan berbicara atau yang disebut sebagai retorika merupakan seni berbicara yang bisa dimiliki seseorang yang bertujuan untuk menyampaikan pesan lisan secara efektif, sebagai bentuk komunikasi kepada orang lain.Berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain.

 

B. Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa

Menurut Chaer (2003), istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah inggris acquisition, yang merupakan suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya. Sementara Chaer memberikan pengertian bahwa pemerolehan bahasa atau acquisition adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.

Pembelajaran sendiri merupakan suatu sistem. Artinya, pembelajaran merupakan satu kesatuan yang terdiri atas berbagai komponen yang saling menunjang. Karena itu, keberhasilan pembelajaran akan ditentukan oleh komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. Komponen-komponen tersebut adalah guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan teknik pembelajaran, evaluasi, serta sarana yang dibutuhkan. Demikian pula dalam pembelajaran bahasa, agar pembelajaran bahasa berhasil, komponen-komponen tadi harus diperhatikan. Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa dalam pembe-lajaran, khususnya pembelajaran bahasa, bukan hanya faktor guru dan materi pembelajaran bahasa yang harus diperhatikan, siswa pun sebagai subjek didik harus diperhatikan demi keberhasilan pembelajaran.

 

C. Kedudukan Keterampilan Menyimak dalam Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa

Menyimak adalah salah satu keterampilan berbahasa, selain berbicara, membaca, dan menulis. Penelitian mengenai menyimak dalam kehidupan maupun dalam kurikulum sekolah dapat dikatakan masih sangat langka. Pada tahun 1992, Paul T. Rankin dari Detroit Public School, menyelesaikan sebuah survei mengenai penggunaan waktu dalam keempat keterampilan berbahasa.Beliau menelaah komunikasi-komunikasi pribadi 68 orang dari berbagai pekerjaan dan jabatan untuk menentukan presentasi waktu yang mereka pergunakan untuk berbicara, membaca, menulis dan menyimak.Selama kira-kira dua bulan ke-68 orang tersebut diawasi dan diteliti dalam bidang kegiatan-kegiatan tadi setiap 15 menit dari hari-hari jaga, hari-hari bangun mereka. Paul T.Rankin menemui bahwa mereka ini mempergunakan waktu berkomunikasi mereka sebagai berikut :

a. Menulis 9%

b. Membaca 16%

c. Berbicara 30%

d. Menyimak 45%

Dalam kenyataan praktik, survei menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga kali sebanyak waktu untuk membaca (sarana penting lainnya untuk menerima informasi ) tetapi anehnya sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak. Pada sekolah-sekolah di Detroit , Rankin menemukan bahwa dalam penekanan pengajaran di kelas :

a. Membaca memperoleh 52%

b. Menyimak memperoleh hanya 8%

 

D. Pentingnya Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa yang terdiri atas empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan menguasai keempat aspek ini, maka seseorang akan mendapat banyak keuntungan karena hampir semua bidang pekerjaan pasti membutuhkan setidaknya salah satu dari keterampilan ini.Bayangkan saja apabila seseorang tidak memiliki kemampuan berbahasa, maka orang tersebut pasti akan kesulitan mengungkapkan pikiran, mengerti pembicaraan, menulis pesan, atau menyimpulkan isi bacaan dalam kehidupannya sehari-hari.

Namun, kesulitan ini juga akan terjadi apabila seseorang telah menduduki sebuah peran namun memiliki kemampuan berbahasa yang rendah. Mulyati (2014) mengungakapkan bahwa profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan, politik, hukum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahasa, baik aspek berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berbahasa itu memiliki hubungan yang erat dengat kehidupan dalam kehidupan.

 

E. Kaitan Menyimak dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya

Materi pengajaran menyimak diselaraskan dengan materi-materi pengajaran berbicara, membaca, dan menulis. Semua ini berguna agar keterampilan berbahasa, walaupun dibahas terpisah, namun tetap dalam satu kesatuan. Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang secara langsung. Antara kedua keterampilan ini mempunyai hubungan yang erat. Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru. Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek berikut:

a.       Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru.

b.      Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh anak-anak ditentukan oleh perangsang yang ditemuinya dan kata-kata yang paling banyak memberikan bantuan atau pelayanan dalam penyampaian ide-ide mereka.

c.       Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat.

d.      Anak kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang lebih panjang dari kalimat-kalimat yang dapat diucapkan.

e.       Meningkatkan menyimak berarti meningkatkan kualitas kemampuan berbicara seseorang.

f.       Bunyi atau suara merupakan faktor penting dalam peningkatan pemakaian kata-kata sang anak.

g.      Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan percakapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.

Penguasaan menyimak yang baik juga merupakan faktor penting bagi kesuksesan seseorang dalam belajar membaca efektif. Selama kedua keterampilan itu berhubungan, maka peningkatan keterampilan yang lain. Penelitian para ahli telah memerhatikan beberapa hubungan penting antara menyimak dengan membaca.

a.       Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan melalui bahasa lisan.

b.      Menyimak merupakan cara atau model utama bagi pelajaran lisan selama bertahun-tahun permulaan sekolah.

c.       Walaupun membaca pemahaman lebih unggul dari menyimak pemahaman, namun, anak-anak sering gagal dan tetap menyimpan atau menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar.

d.      Oleh karena itu, para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak yang lebih efektif dan lebih teratur lagi.

e.       kosa kata atau perbendaharaan kata-kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.

f.       Bagi para pelajar yang lebih besar atau lebih tinggi kelasnya korelasi antara kosa kata baca dengan kosa kata simak sangat tinggi, mungkin 80% atau lebih.

g.      Perbedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering dihubungkan dengan membaca yang belum efektif.

h.      Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide pokok atau ide utama yang diajukan oleh si penulis.

Keterampilan menyimak dan keterampilan eambaca mempunyai kesamaan. Keduanya sama-sama bersifat reseptif, bersifat menerima. Bedanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Pengajaran keterampilan menyimak juga bertujuan untuk meningkatkan daya nalar seseorang yang dapat dituangkan melalui tulisan. Bahasa tulis yang baik akan lahir dari hasil dari hasil penyimakan yang baik pula. Dalam menyimak, seseorang harus memerhatikan nada, intonasi dan situasi. Begitu pula sewaktu menulis. Tanda baca, diksi, dan penataan kalimat juga sangat penting mendapatkan perhatian penulis.

Komunikasi lisan dan komunikasi tulis berhubungan sangat erat. Hal ini terjadi karena di antara kedua macam komunikasi itu terdapat beberapa kesamaan, antara lain:

a.       Seseorang belajar menyimak dan berbicara jauh sebelumdia dapat menulis.

b.      Sesuatu yang telah disimak yang menjadi pengalaman dapat dituliskan melalui komunikasi tulis.

c.       Komunikasi lisan yang cenderung kurang berstruktur dan sering berubah-ubah dapat dibantu oleh adanya kaidah-kaidah dalam komunikasi tulis.

d.      Membuat catatan serta membuat bagan di waktu menyimak akan sangat membantu dalam menuliskan ide-ide pokok suatu tulisan.

Dari uraian di atas tampak betapa eratnya hubungan antara keterampilan menyimak dengan keterampilan berbicara, membaca dan menulis. Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan sarana untuk mengekspresikan makna atau arti dalam komunikasi. Penggunaan keempat keterampilan berbahasa itu dalam komunikasi selalu berhubungan. Satu sama lainya tidak dapat dipisahkan karena keterampilan yang satu keterampilan merupakan peningkatan keterampilan yang lain.

 

PENUTUP

Keterampilan berbahasa yang terdiri atas empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan menguasai keempat aspek ini, maka seseorang akan mendapat banyak keuntungan karena hampir semua bidang pekerjaan pasti membutuhkan setidaknya salah satu dari keterampilan ini. Bayangkan saja apabila seseorang tidak memiliki kemampuan berbahasa, maka orang tersebut pasti akan kesulitan mengungkapkan pikiran, mengerti pembicaraan, menulis pesan, atau menyimpulkan isi bacaan dalam kehidupannya sehari-hari.

 

DAFTAR PUSTAKA

Basri, Irfani. 2016. Keterampilan Menyimak Seri Kemahiran Berbahasa. Padang: Sukabina Press.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyati Y. 2014. Hakikat Keterampilan Berbahasa. Jakarta: PDF Ut. ac. Id.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

 

Comments