Topik 1 Bahasa dan Keterampilan Berbahasa
PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA PADA
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KEPRIBADIAN
Faiza Nurrahmah (20016013)
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
FBS Universitas Negeri Padang
Email: faizaa.nrrahmah@gmail.com
PENDAHULUAN
Keterampilan berbahasa yang
terdiri atas empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan menguasai keempat
aspek ini, maka seseorang akan mendapat banyak keuntungan karena hampir semua
bidang pekerjaan pasti membutuhkan setidaknya salah satu dari keterampilan ini.
Bayangkan saja apabila
seseorang tidak memiliki kemampuan berbahasa, maka orang tersebut pasti akan
kesulitan mengungkapkan pikiran, mengerti pembicaraan, menulis pesan, atau menyimpulkan isi bacaan dalam kehidupannya sehari-hari. Mulyati (2014) berpendapat bahwa orang yang memiliki
keterampilan berbahasa yang tergolong rendah juga akan menemukan kesulitan yang
sama. Contohnya seorang guru yang tidak mempunyai keterampilan berbicara yang
baik akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada peserta
didik. Di pihak lain, para siswa pun akan mengalami kesulitan dalam menangkap
dan memahami pelajaran yang disampaikan gurunya. Hal-hal seperti inilah yang
dapat menyebabkan kegagalan proses komunikasi.
Oleh karena itu,
penting bagi seseorang agar memiliki keterampilan ini. Pada artikel ini, penulis
akan menguraikan betapa pentingnya kemampuan berbahasa bagi seorang mahasiswa,
khususnya bagi mahasiswa yang akan menjadi calon guru bahasa.
PEMBAHASAN
Keterampilan berbahasa merupakan hal mendasar yang
harus dimiliki manusia karena bahas menjadi alat komunikasi yang utama. Seberapa
pun tingkat ketrampilan itu, semua orang pasti akan tetap menggunakan bahasa
dalam berkomunikasi. Ada orang yang kemampuan berbahasanya baik atau dikatakan
terampil apabila seseorang tersebut dapat berbicara atau menyimak suatu pesan
secara optimal. Orang yang kemampuan berbasanya lemah cenderung akan sangat
sering mengalami kesalahpahaman atau bahkan gagal dalam berkomunikasi.
1.
Pentingnya Mempelajari Bahasa dan
Keterampilan Berbahasa
Bahasa dan keterampilan
berbahasa penting untuk dipelajari setiap orang karena merupakan hal yang
paling mendasar dalam kehidupan. Manusia
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya dan keterampilan berbahasa
merupakan ilmu yang digunakannya untuk berkomunikasi. Diperkuat oleh Sunaryo (dalam Kunarto, 2007), tanpa adanya
bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan berkembang.
Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, juga mempunyai kedudukan,
fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus
berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, jika seseorang
cermat dalam menerapkan bahasa, seseorang tersebut juga akan cermat pula dalam
berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Ada banyak
sekali bidang pekerjaan yang menyaratkan agar orang yang bekerja pada bidang tersebut
memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Mulyati (2014) menyebutkan bahwa profesi-profesi
di bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan, politik, hukum (jaksa,
hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang pekerjaan yang menyaratkan pekerjanya
untuk memiliki keterampilan berbahasa, baik aspek berbicara, menyimak, membaca,
dan menulis.
Contoh terdekatnya adalah profesi sebagai seorang
guru. Guru yang baik harusnya memiliki keterampilan berbahasa yang baik pula.
Bayangkan apabila seorang guru tidak memiliki kemampuan berbahasa yang baik,
maka ilmu-ilmu yang disampaikan akan sulit diterima oleh peserta didiknya.
Begitu pun sebaliknya, peserta didik juga akan mengalami kesulitan apabila
tidak memiliki keterampilan menyimak.
Pada profesi
seorang guru, semua jenis keterampilan berbahasa itu sangat diperlukan. Misalnya
keterampilan menyimak dan berbicara. Seorang guru harus dapat memahami maksud
yang disampaikan peserta didik. Kemampuan menyimak dan berbicara juga akan
digunakan ketika guru tersebut mengikuti rapat antar guru ataupun rapat
kurikulum.
Keterampilan
selanjutnya adalah menulis dan membaca. Sebenarnya keterampilan ini sangat
penting dimiliki setiap profesi, apalagi seorang guru. Seorang guru harus mampu
menciptakan tulisan-tulisan paling tidak sebagai bahan ajar. Untuk memenuhi
tugas itu, keterampilan membaca juga diperlukan agar materi yang dibuat semakin
bagus dan padat dengan mengandalkan referensi yang didapat. Informasi-informasi
ini tentu saja didapat dengan membaca. Oleh karena itu, keempat keterampilan
berbahasa sangat penting dipelajari oleh setiap orang.
2.
Hubungan Keterampilan Berbahasa dengan
Karakter dan Kesuksesan
Masyarakat
Indonesia umumnya menilai karakter seseorang berdasarkan bagaimana orang
tersebut berbicara. Pada saat yang bersamaan, secara tidak langsung bahasa merupakan
sebuah refleksi yang dapat menunjukkan karakter dan kepribadian. Orang yang
berkarakter baik biasanya tumbuh dari didikan bahasa yang baik pula. Namun pada
saat yang bersamaan, kita tidak dapat mengelakkan bahwa bahasa yang buruk juga
dapat menghasilkan karakter yang buruk.
Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa
keterampilan berbahasa juga merupakan sebuah alat untuk membentuk karakter dan
kepribadian. Orang yang memiliki kemampuan berbicara yang baik juga pastinya
akan dapat memilih pesan-pesan yang baik untuk disampaikan. Solin (2010)
mengungkapkan bahwa pada awal pertumbuhan bahasa
Indonesia, setiap warga pengguna bahasa Indonesia sangat berhati-hati “berbicara”
karena bahasa (yang digunakan pemakainya) adalah sebagai refleksi kepribadian.
Istilah “budi bahasa” merujuk kepada pentingnya bahasa digunakan untuk
mengekspresikan sikap dan kepribadian terpuji. Jika dikatakan “pelihara budi
bahasa” maka nasihat itu bertujuan untuk menjaga perilaku yang sopan dan bahasa
yang santun. Sopan dapat dirujuk pada perilaku atau perbuatan dan santun dapat
dirujuk kepada pembicaraan yang terpelihara dan hal ini membuktikan bahwa misi
pertama menggunakan bahasa, khususnya Indonesia adalah untuk membentuk perilaku
atau karakter.
Harapan yang ditumpukan kepada pengguna bahasa Indonesia adalah
agar selalu menjaga kesantunan dalam berperilaku dan berbahasa hingga
dimunculkan suatu istilah “bahasa menunjukkan bangsa”, dengan mengadopsi
istilah itu dapat juga dielaborasi menjadi “bahasa menjukkan karakter atau
bahasa menunjukkan kepribadian”. Dengan
demikian tidak terlalu salah jika disebut sebagai salah satu aspek untuk membentuk
karakter dan kepribadian seseorang.
Apabila
berbicara tentang kesuksesan, maka akan sangat sulit untuk didefinisikan.
Apabila sukses dimaknai dengan keberhasilan dari suatu usaha, maka keterampilan
berbahasa memang sangat membantu. Seperti yang telah disebutkan pada bagian
sebelumnya, ada banyak sekali bidang pekerjaan yang menyaratkan agar seseorang
memiliki keterampilan berbahasa yang baik. Dengan keterampilan berbahasa yang
baik, artinya seseorang mempunyai lebih banyak peluang untuk mencapai
kesuksesan jika dibandingkan dengan orang yang tidak terampil dalam berbahasa.
3.
Jenis-Jenis Bahasa Yang Perlu
Dipelajari
Menurut Felicia (dalam Solin, 2010),
bahasa merupakan salah satu alat yang paling sering digunakan dalam
berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Dunia
akademis pun menuntut penggunaan bahasa tulis yang baik dan benar sesuai kaidah
kebahasaan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam menyerap
informasi yang disampaikan agar terciptanya pengetahuan yang tertib dan
bernalar.
Adapun bahasa lisan merupakan
bahasa yang sangat sering kita gunakan bahkan setiap hari kita gunakan. Bahasa
lisan biasanya digunakan saat aktivitas berbicara baik dari individu satu ke
individu lain maupun untuk memberikan informasi dalam suatu forum. Bahasa lisan
sangat erat kaitannya dengan salah satu keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan berbicara. Dengan menguasai bahasa lisan, maka seseorang akan
sangat mudah mendapatkan peran dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,
sangat penting bagi kita untuk mempelajari bahasa, baik bahasa tulis maupun
lisan, karena kedua bahasa ini mengambil andil yang besar dalam kehidupan.
4.
Keterampilan Berbahasa Yang Perlu
Dimahirkan
Semua
keterampilan berbahasa, baik keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis perlu dimahirkan. Hal ini perlu dilakukan karena keempat keterampilan
tersebut akan melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
Keterampilan paling mendasar yang harus
dimiliki seseorang adalah keterampilan menyimak. Menyimak ini bisa dikaitkan
dengan kemampuan mendengar. Namun perbedaannya, pada saat mendengar seseorang
tidak harus melakukan unsur kesengajaan. Seseorang bisa saja mendengar orang
berbicara, balon meletus, meja yang patah, dan sebagainya tanpa mengerti maksud
dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan, apabila seseorang melakukan kegiatan
menyimak, maka orang tersebut akan paham dan mengerti dengan maksud bunyi-bunyi
yang didengar. Kemampuan ini tentu saja akan sangat berguna apabila seseorang
bekerja sebagai seorang costumer service
sebuah layanan yang pasti akan sangat sering berhadapan dengan orang-orang yang
maksud dan pemahamannya berbeda. Seorang costumer
service yang baik harus lah mampu menghadapi tantangan tersebut.
Keterampilan berikutnya ialah keterampilan berbicara. Semua orang pastilah dapat berbicara namun belum tentu orang tersebut terampil dan mampu melakukannya apalagi di depan khalayak. Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud, 1984:3/1985:7). Ada banyak sekali bidang pekerjaan yang memerlukan keterampilan ini, misalnya praktisi kehumasan dan pengacara.
Salah satu cara seseorang memperoleh keterampilan-keterampilan
yang sudah disebutkan di atas adalah dengan membaca. Membaca menjadi salah satu
keterampilan dalam berbicara. Membaca ini mempunyai banyak sekali pengaruhnya
dalam kehidupan, khususnya pada pola pikir. Seseorang yang gemar membaca
biasanya akan terlihat dari caranya berbicara yang biasanya akan penuh dengan
ide-ide dan kalimat positif sehingga dapat menarik simpati seseorang
terhadapnya.
Adapun keterampilan terakhir yaitu menulis. Pranoto (dalam
Septiaji, 2017 ) berpendapat bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran ke
dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui
tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan
yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Menurut pendapat Septiaji (2017), orang
yang menulis lebih berani daripada orang yang banyak berbicara tanpa memiliki
makna dan tujuan. Orang yang hanya pandai berbicara belum tentu pandai menulis,
ia lebih mengandalkan daya orasi daripada literasi.
Setiap
keterampilan berbahasa yang sudah disebutkan di atas mempunyai keterkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya antara keterampilan berbicara
dan menyimak. Apabila kita amati peristiwa komunikasi dalam masyarakat, dapat
diperhatikan bahwa sering terjadi komunikasi 2 arah yang bersifat langsung
maupun tidak langsung. Misalnya saat berbicara dengan teman, berbicara melalui
telepon, mendengarkan televisi, dan sebagainya. Pada kegiatan-kegiatan ini,
maka kemampuan menyimak dan berbicara diperlukan agar pesan yang disampaikan
dapat dipahami dan dimengerti.
Selanjutnya
antara keterampilan menyimak dan membaca, membaca dan menulis, hingga menulis
dan berbicara pun akan memiliki peran fungsinya masing-masing. Salah satu pihak
akan melakukan keterampilan bahasa yang satu , begitu pun pihak lainnya akan
menggunakan keterampilan berbahasa yang lain dan proses ini dapat berlangsung
dengan bergantian sehingga setiap orang perlu lah mahir pada semua keterampilan
berbahasa.
PENUTUP
Keterampilan berbahasa
yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang.
Karakter yang baik dapat ditunjukkan dengan cara berbahasa yang baik pula.
Apabila seseorang mempunyai keterampilan berbahasa yang baik, maka akan semakin
besar kesempatan bagi orang tersebut untuk mendapatkan banyak peluang pekerjaan
yang mengantarkannya pada kesuksesan di masa depan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kunarto,
Ninik M. 2007. Cermat dalam Berbahasa,
Teliti dalam Berpikir. Jakarta Mitra Wacana Media.
Mulyati, Y. 2014. Hakikat Keterampilan Berbahasa. Jakarta: PDF Ut. ac. Id.
Septiaji, Aji. 2017. “Keterampilan Berbahasa
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”.https://www.kompasiana.com/ajiseptiaji/5a436e0f5e1373752f7a5f23/keterampilan-berbahasa-dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia?page=2. (diakses pada 17 September 2020).
Solin, M. 2010. Peranan Bahasa Indonesia Dalam Membangun Karakter Bangsa. Jurnal
Bahas, 20(03).
Comments
Post a Comment