Topik 3 Tujuan, Jenis, dan Faktor Penghambat Menyimak
TUJUAN, JENIS, DAN
FAKTOR PENGHAMBAT MENYIMAK
Faiza Nurrahmah (20016013)
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
FBS Universitas Negeri Padang
Email: faizaa.nrrahmah@gmail.com
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial, manusia
harus memiliki keterampilan berbahasa, salah satunya yaitu keterampilan menyimak,
sebab manusia senantiasa berhubungan dengan sesamanya dengan cara
berkomunikasi. Dalam komunikasi lisan, sekurang-kurangnya 2 orang pelaku, yaitu
pembicara dan penyimak. Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan,
sedangkan penyimak adalah orang yang melalakukan kegiatan untuk menangkap pesan.
Dalam kehidupan sehari-hari,
kegiatan menyimak dapat berlangsung di berbagai tempat, antara lain dalam kegiatan
akademik, seperti pada saat belajar di kelas, perkuliahan, diskusi, dan
seminar. Serta kegiatan lain, seperti berbicara melalui pesawat telepon,
menyimak siaran radio, dan pidato atau ceramah di televisi.
Keterampilan
menyimak diperlukan dalam berbagai situasi sehingga keterampilan menyimak
menjadi bagian dari pembelajaran di setiap fungsi kehidupan. Setiap individu
memang tidak dapat menguasai berbagai keterampilan berbahasa akan tetapi
setidaknya mereka diberi bekal yang cukup dalam pendidikan. Bekal pendidikan
yang cukup seharusnya dapat membantu seseorang untuk mengimplementasikan
keterampilan yang telah dipelajari bila mereka menjumpai suatu kondisi. Oleh
karena itu, maka pada artikel ini, penulis akan menguraikan secara singkat
mengenai hakikat, jenis, dan faktor yang dapat menghambat terjadinya proses
menyimak.
PEMBAHASAN
A. Hakikat Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan berbahasa
yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada praktiknya
makna menyimak sering dikaitkan dengan makna mendengar dan mendengarkan. Padahal
ketiganya memiliki makna yang berbeda. Pada kegiatan mendengar, tidak ada unsur kesengajaan baik itu
tujuan maupun rencana, pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan,
tetapi belum ada unsur pemahaman, sedangkan pada kegiatan menyimak ada unsur
kesengajaan, memiliki tujuan, dan memeroleh pemahaman dari yang didengar.
Tarigan
(1986) mendefinisikann makna menyimak sebagai suatu proses, yaitu mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.
Dalam
kehidupan sehari-hari setiap individu selalu melibatkan kegiatan menyimak di berbagai tempat, antara lain dalam kegiatan akademik, seperti pada
saat belajar di kelas, perkuliahan, diskusi, dan seminar. Serta kegiatan lain,
seperti berbicara melalui pesawat telepon, menyimak siaran radio, dan pidato
atau ceramah di televisi. Namun,
tidak setiap orang dapat menyimak dengan baik, padahal kemajuan sebuah
masyarakat sangat bergantung pada kemampuan menyimak berbagai informasi anggota
masyarakatnya. Westgate & Hughes (dalam Rahman, 2019) berpendapat bahwa jika
individu banyak mendapatkan informasi berarti ia akan meningkatkan pengetahuan,
dan banyak pengetahuan dapat meningkatkan daya pikir. Keberhasilan individu
dalam menyimak dapat diketahui dari cara penyimak memahami dan menyampaikan
informasi secara lisan maupun tertulis.
Hal
ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak memiliki peran yang cukup kompleks
sehingga dapat memengaruhi keterampilan berbahasa lain. Jika penyimak ingin
menangkap makna yang sesungguhnya dari sebuah informasi tersirat, maka penyimak
harus berusaha mengungkapkan hal-hal yang tersebut melalui lisan atau tulisan.
Adapun
jenis-jenis menyimak menurut Sutari (dalam Hijriah, 2016) yaitu menyimak
ekstensif, menyimak intensif, menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak
estetik, menyimak kritis, menyimak konsentrasi, menyimak kreatif, menyimak
interogatif, menyimak pasif, serta menyimak selektif.
B. Tujuan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan
seseorang untuk memahami suatu pesan yang disampaikan orang lain kepadanya.
Keterampilan menyimak merupakan suatu hal yang penting untuk dipelajari setiap
orang, karena melalui kegiatan menyimak setiap individu dapat memahami setiap
informasi yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Menyimak juga merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan untuk dicapai.
Pentingnya mencapai tujuan tersebut akhirnya menimbulkan kegiatan berpikir
dalam menyimak. Menurut Iskandarwassid & Sunendar (dalam Rahman, 2019)
menyimak memiliki tujuan yang beraneka ragam di antaranya sebagai berikut.
- Menyimak untuk belajar,
yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan
ujaran sang pembicara.
- Menyimak untuk memperoleh
keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap
sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan.
- Menyimak untuk mengevaluasi,
yaitu menyimak dengan maksud agar dapat menilai apa-apa yang disimak.
- Menyimak untuk mengapresiasi
simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat menikmati serta menghargai
apa-apa yang disimak.
- Menyimak untuk
mengomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat
mengomunikasikan ideide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada
orang lain dengan lancar dan tepat.
- Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti dan mana bunyi yang tidak membedakan arti.
- Menyimak untuk memecahkan
masalah secara secara kreatif dan analisis.
- Menyimak untuk meyakinkan,
yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat
yang selama ini diragukan.
Sutari (dalam Hijriah, 2019)
berpendapat bahwa menyimak bertujuan untuk memperoleh fakta, menganalisis
fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan
mengembangkan keterampilan berbicara. Mendapatkan fakta dapat diperoleh melalui
membaca, penelitian riset, eksperimen. Cara lain yang biasa digunakan untuk
mendapatkan fakta adalah menyimak melalui radio, televisi, laman bergai video Youtube, melalui kegiatan perkuliahan,
diskusi, dan seminar. Setelah mendapatkan fakta, maka penyimak yang baik harus dapat
menganalisis fakta secara rinci, lalu memprediksi sebab akibat yang terkandung
dalam fakta tersebut. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tujuan menyimak adalah untuk mengetahui dan memahami makna yang
terkandung dalam sebuah fakta secara mendalam.
C. Penghambat Menyimak
Keterampilan menyimak tidak bisa dilepaskan dengan faktor
yang memengaruhinya, baik faktor pendukung maupun penghambat. Widan (2019)
membagi faktor tersebut menjadi dua, yaitu faktor
internal dan eksternal.
Faktor internal yang
biasanya menjadi penghambat proses pembelajaran menyimak ini dapat berupa fisik, psikologis, sikap, dan motivasi
yang dimiliki seseorang. Bila seseorang dalam kondisi fisik yang kurang baik,
maka orang tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkosentrasi sehingga tidak
dapat menyimak informasi dengan baik. Orang yang psikologisnya sedikit bermasalah juga akan mengalami susah fokus
dan tidak dapat memahami sebuah informasi yang didapatkannya dengan tepat.
Sedangkan faktor eksternal
dapat berupa lingkungan. Lingkungan dapat menjadi salah satu penghambat apabila
lingkungan tersebut yang tidak dikondisikan untuk pembelajaran menyimak. Misalnya,
sekolah yang terlalu berdekatan dengan jalan raya. Suara bising dari kendaraan
tentu saja daoat mengganggu kegiatan
pembelajaran menyimak di dalam kelas, lalu posisi tempat duduk yang tidak rapi
dan tidak teratur juga akan berpengaruh terhadap daya simak seorang siswa di
kelas.
D. Pengalaman Menyimak
Pengalaman menyimak terdiri
atas dua kata, yaitu pengalaman dan menyimak. Pengalaman berarti rekam kilas
balik kehidupan seseorang yang dapat diambil hikmah dan pelajaran atasnya.
Sedangkan menyimak merupakan kegiatan mendengarkan bahasa lisan yang dilakukan
dengan sengaja untuk dapat dipahami maknanya. Jadi, dapat diartikan bahwa pengalaman
menyimak adalah kejadian masa lalu seseorang dalam menangkap inti suatu pesan.
Pengalaman seseorang dalam
menyimak tentu saja sangat beragam. Ada yang sering menyimak pada dunia
akademis, seperti di perkuliahan, diskusi, hingga seminar. Namun yang paling
mudah adalah dan paling sering dilakukan adalah menyimak pidato di televisi,
menyimak berita di radio, dan sebagainya. Dalam bentuk apapun pengalaman
seseorang dalam menyimak, hal yang paling penting adalah orang tersebut dapat
memaknai pesan atau informasi yang didapat.
E. Kebiasaan Menyimak
Kebiasaan menyimak merupakan kegiatan berulang-ulang yang
dilakukan seseorang. Kebiasaan ini dapat dibagi menjadi kebiasaan baik dan
kebiasaaan buruk. Kebiasaan baik saat menyimak umumnya akan membaca seseorang
pada keberhasilan fungsi penamsiran makna saat seseorang mendapat suatu informasi. Adapun kebiasaaan buruk, justru
berdampak sebaliknya.
Tarigan (1986) menyebutkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang perlu
dihindari oleh seseorang saat menyimak, yaitu menyimak lompat tiga, menyimak
“saya dapat fakta”, noda ketulisan emosional, menyimak supersensitif,
menghindari penjelasan yang sulit, menolak secara gegabah suatu subjek sebagai
subjek yang tidak menarik, mengkritik gaya fisik pembicara, memberi perhatian
semu, menyerah pada gangguan,serta menyimak dengan kertas dan pensil di tangan
yangdapat menyebabkan perhatian seseorang terbagi dan membuatnya tidak fokus
dengan materi yang disimak.
PENUTUP
Menyimak merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang paling sering kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Menyimak merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar
untuk mendapatkan informasi dari bahasa lisan. Ada banyak sekali faktor-faktor
yang dapat menghambat proses menyimak, faktor tersebut dapat dibagi menjadi
faktor internal dan eksternal.
Pengalaman seseorang saat menyimak
sangat lah beragam. Seseorang dapat melakukan kegiatan menyimak dalam berbagai
kesempatan seperti saat hadir pada perkuliahan, diskusi, dan seminar. Adapun
kebiasaan-kebiasaan dalam menyimak ada yang dikatakan kebiasaan baik dan buruk.
Kebiasaan baik dalam menyimak akan membantu dan memudahkan seseorang dalam
menangkap pesan, sedangkan kebiasaan buruk sebaliknya. Oleh karena itu, penting
bagi kita untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk saat menyimak agar
informasi yang kita dapat dari seseorang dapat kita pahami maknanya.
DAFTAR PUSTAKA
Juangsih, J. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menyimak Bahasa Jepang dan Pengajarannya. Wahana Didaktika, 15(2), 12-22.
Rahman, dkk. 2019. Menyimak & Berbicara Teori dan Praktik. Sumedang: Alqaprint Jatinangor.
Taprianto, T. 2013. Pengembangan Materi
Pembelajaran Menyimak Informasi Bermuatan Kearifan Lokal pada Siswa SMP (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Tarigan, Hendri Guntur. 1986. Menyimak sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wildan, R. 2019. Pengaruh Formasi Tempat Duduk Berbentuk “U”
Terhadap Kemampuan Menyimak Teks Berita Kelas Xii Ips 1 di Sekolah Madrasah
Aliyah Al-Istiqomah Kota Sukabumi. Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 4(1), 23-27.
Comments
Post a Comment