Kilas Balik Perjalanan Koncab Tanjung Jabung Barat pada TLTD IV Kwarda Jambi Tahun 2019

Temu Lomba Pramuka Penegak dan Pandega atau yang disingkat TLTD merupakan salah satu kegiatan untuk pramuka penegak pandega. Kegiatannya berupa pertemuan antara pramuka pramuka golongan penegak dan pandega dari berbagai daerah tergantung pelaksana kegiatannya. 

Apabila TLTD itu dalam tingkat nasional, artinya peserta kegiatan tersebut berasal dari Kwartir Daerah. Apabila kegiatannya di tingkat daerah, maka peserta kegiatannya berasal dari masing-masing Kwartir Cabang. Begitu pula seterusnya.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membagikan sedikit kisah tentang salah satu kegiatan di TLTD IV yang dilaksanakan oleh Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jambi. TLTD IV Kwarda Jambi dilaksanakan di Kerinci pada tanggal 12-17 Juli 2019.



Berikut merupakan kisah dalam salah satu cabang lomba Pengembaraan di TLTD IV. Penulis sudah menuliskannya secara singkat dalam artikel berikut.

Start (Lapangan Desa Siulak Deras)
Kontingen Tanjung Jabung Barat tiba di Desa Siulak Deras pada hari Kamis, 11 Juli 2019 setelah sebelumnya melakukan perjalanan dengan menggunakan bis selama 24 jam dari Kota Kuala Tungkal. Kedatangan kami disambut oleh Kontingen Cabang yang sudah tiba terlebih  dahulu di Desa Siulak Deras.

Seluruh peserta tampak begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Antusiasme juga terlihat pada raut-raut warga di desa ini. Mereka tersenyum ramah menyambut kami. Bahkan, ada beberapa warga yang kami temui saat sholat maghrib berjamaah di sebuah mushola yang menawarkan kami untuk menginap di rumah mereka.

 Untuk menunggu upacara pembukaan pada keesokan harinya, kami bermalam di sebuah bagunan sekolah dasar bersama peserta putri dari kontingen cabang yang lain. Kami bersalaman dan berjabat tangan untuk berkenalan guna menyambung relasi dengan seluruh pramuka yang ada di Kwarda Jambi.

Keesokan paginya, seluruh peserta mengikuti lomba packing, membawa seluruh perlengkapan yang akan dibawa dengan memikul carriel di punggung masing-masing. Dewan juri melakukan pengecekan barang dan struktur packing seluruh peserta untuk dinilai.

Kegiatan dilanjutkan dengan mendirikan bivak. Seluruh peserta diberi waktu selama 30 menit untuk mendirikan bivak sebagai tempat beristirahat selama satu hari satu malam. Kreasi bivak menjadi salah satu penilaian juri dalam kegiatan pengembaraan ini. Peserta harus mampu mendirikan bivak dengan peralatan yang sudah dibawa saat packing sebelumnya tanpa tambahan lain.

Pukul 13.30 WIB setelah sholat zuhur, upacara pembukaan kegiatan TLTD IV Kwartir Daerah Jambi  tahun 2019 dilaksanakan. Upacara berlangsung khidmat. Saat pengibaran bendera TLTD, lagu Mars Pramuka Simpatik diputar untuk mengiringi pengibarannya. Upacara terbagi dua, upacara adat dan upacara pembukaan. Pada upacara adat, masing-masing perwakilan dari seluruh kontingen memakai pakaian adat daerahnya masing-masing.

Upacara selesai sekitar pukul 17.00 WIB, dilanjutkan dengan kegiatan lomba 3R, yaitu reduce, reuse, recycle. Peserta memperagakan kostum yang terbuat dari bahan bekas dengan tema Nusantara. Walaupun terbuat dari bahan bekas, kostum yang diperagakan terlinhat sangat indah, dengan paduan warna yang beragam sehingga menghasilkan kostum yang sempurna.

Kegiatan di bivak dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah. Kemudian seluruh kegiatan diserahkan langsung kapada ketua umpi untuk mengatur anggota-anggotanya. Seluruh kegiatan peserta diawasi oleh sangga kerja setiap 30 menit sekali. Keesokan paginya, seluruh peserta diarahkan untuk membongkar bivak dan berpindah menuju ke shelter 1, yaitu Desa PTPN Bedeng VII.


Shelter 1 (Lapangan PTPN Desa Bedeng VIII)

 Gambar 2.1 Kontingen Putri TJB menunggu waktu keberangkatan

Kontingen Tanjung Jabung Barat Putri berangkat pada urutan ke 9, tepat pada pukul 12.00 WIB. Kami berangkat dari Desa Siulak Deras Mudik menuju Lapangan PTPN Desa Bedeng VII. Jalan yang dilalui berupa jalanan menanjak. Kami melalui rute yang sepanjang jalan diduduki oleh perumahan warga. Tak lama, kami melewati perkebunan bawang pada bagian kanan dan kanan.

Pukul 12.30 WIB, perjalanan kami diteruskan hingga memasuki kawasan hutan bambu dan kebun cabe. Peserta Kontingen Cabang Tebo berjalan mendahului kami. Tidak lama kami kembali mengubah posisi kami dan mendahului kontingen Tebo.

Kami melewati tegalan dan sawah-sawah yang mulai mengering. Di perjalanan kami bertemu dengan kontingen Batanghari yang sedang beristirahat. Di belakang kami Kontingen Tebo terus menyusul. Di perjalanan, kami tidak sengaja menendang nesting dan barang masakan yang sepertinya sengaja ditinggal oleh kontingen lain. Di samping jalan tersebut kami melihat mobil bertuliskan Batanghari di kap samping mobil dan ada beberapa orang yang memungut bahan masakan tersebut dan memasukkannya ke dalam mobil tersebut. Sayangnya, kami tidak sempat mengambil gambar tersebut.


Gambar 2.2 Kontingen Putri TJB berjalan menuju Desa Bedeng VIII

Tidak lama, kami beristirahat di depan sebuah rumah yang tidak berpenghuni. Lima belas menit  kami beristirahat, Perjalanan kami teruskan hingga melewati Desa Ujung Ladang, Kecamatan Gunung Kerinci. Di Desa ini kami beberapa kali melewati jalanan menanjak. Jalanan seperti ini cukup menguras tenaga kami.

Sepanjang jalan kami beberapa kali menemui sumber air yang mengalir. Pada jalan ini hampit tidak ditemui rumah penduduk. Bagian kiri dan kanan terdapat jurang yang cukup terjal. Pada bagian kiri jurang kami menemukan beberapa kuburan islam. Pada bagian kiri terdapat beberapa rumah penduduk dengan bangunan berwarna kuning di seberangnya. Bangunan ini terlihat seperti tempat pembangkit listrik sebab terdapat pintu air di sampingnya.


Gambar 2.3 Kontingen TJB beristirahat di Masjid Baitul Abrar

Pukul 14.00 WIB kami kembali  beristirahat di depat Kantor Kepala Desa Ujung Ladang. Kami disambut oleh Kontingen Merangin yang bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanannya. Di depan Kantor Kepala Desa terdapat sebuah masjid yang papan namanya bertuliskan Masjid Baitul Abrar. Disini kami beristirahat dan melaksanakan sholat.


Gambar 2.4 Langit mendung saat kami melakukan perjalanan

  Kami melanjutkan perjalanan saat langit sedang mendung. Cuaca sangat bersahabat.Tidak panas dan tidak hujan. Tetapi udara masih terasa dingin sehingga kami menggunakan jaket selama melakukan perjalanan.


Gambar 2.5 Peserta yang mengalami kram kaki

Saat di tengah-tengah perjalanan, salah satu teman kami mengalami kram pada kaki. Kami menunggu puskesmas keliling, tetapi tidak kunjung datang. Jadi, kami berinisiatif untuk melakukan pertolongan pertama dengan obat-obatan yang kami bawa. Tidak jauh dari sana, kami beristirahat dan melonggarkan otot-otot yang kencang.

Perjalanan kami teruskan hingga kami menemui papan batas Desa Ujung Ladang. Disini kami menemui peserta dari Kontingen Cabang Muaro Jambi yang mengambil gambar untuk bahan lomba video blog. Warga menyambut kami dengan antusias. Beberapa anak juga antusias memanggil kami bergantian.



Gambar 2.6 Antusiasme anak-anak memanggil kami bergantian

Cuaca semakin dingin. Kami kembali menemui jalanan yang menanjak dan menikung tajam. Di persimpangan kami bertemu kakak-kakak dari sangga kerja yang mengarahkan kami untuk berbelok ke arah kiri. Setelah sampai di atas, rasa lelah kami seolah terbayarkan dengan pemandangan sejuk dari kebun teh sepanjang kiri dan kanan kami. Beberapa teman kami berfoto di sini untuk mengabadikan momen ini.

Gambar 2.7 Kami berfoto di perkebunan teh untuk mengabadikan momen

Pukul 16.50 WIB, kami melewati sebuah papan nama di tepi jalan yang bertuliskan Kampung KB. Kami terus menyusuri jalan dan tiba di desa Bedeng VII. Kami yang juga menunggu teman-teman yang tertinggal dibelakang kami sebab sebelumnya ada dua orang teman kami yang mengalami dehidrasi berat sehingga tidak dapat berjalan dengan langkah yang cepat. Namun, perlahan kami tetap meneruskan perjalanan.

Gambar 2.8 Kontingen TJB menunggu teman yang tertinggal di belakang

Kami tiba di Lapangan PTPN Bedeng VII saat hampir adzan maghrib. Kami menjadi kontingen yang terakhir tiba di Shelter 1. Namun kami tetap percaya bagaimana pun perjalanan yang terpenting adalah kekompakan dan kerjasama tim.


Finish (Lapangan Desa Bendung Air Timur)
            Pada hari Minggu, 14 Juli 2019 saat baru saja bagun pagi dan senam, sangga kerja mengarahkan untuk membongkar tenda dan melakukan perjalanan menuju shelter 2 yaitu Desa Bendung Air Timur. Kali ini keberangkatan kontingen putra dan putri dipisahkan. Kontingen putri Tanjung Jabung Barat berangkat setelah Kontingen Putri Tebo. Keberangkatan kami dimulai sejak pukul 08.00 WIB. Sebelum berangkat, kami mengantri dan mengisi air untuk bekal selama perjalanan.

Gambar 2.9 Kami mengisi air minum sebelum berangkat

                Kami berjalan di jalanan paling kiri jalan. Suhu udara sangat dingin. Pakaian berlapis yang kami kenakan rasanya juga tidak mampui menghalau hawa dingin. Kami berjalan melewati TK Cut Mutia dan gereja yang berada tidak jauh dari shelter 1. Suasana pagi di kerinci terasa sangat sepi. Mobil dan truk yang melaju kencang mendominasi jalanan. Sehingga kami harus berhati-hati.

            Perjalanan kali ini tidak sesulit pada perjalanan hari pertama. Sebab, kali ini jalan yang kami lalui cenderung datar. Jalanan menanjak hanya sesekali saja kami temukan. Kami melihat sebuah pohon yang daunnya lebat dan berbentuk seperti jarum. Sebelumnya kami tidak pernah melihat pohon ini. Pada sebuah persimpangan kami melihat pohon ini dan bertuliskan sebuah papan di pohon dengan tulisan pohon hujan. Wajar saja jika dikatakan sebagai pohon hujan sebab pepohonan ini memang menjatuhkan tetesan air seperti hujan.

            Pukul 08.45 WIB, kabut pagi tidak kunjung hilang. Jarak pandang pun terbatas. Pengelihatan kami hanya terbatas beberapa meter saja. Namun kami tetap melanjutkan perjalanan dengan bersemangat karena kami sangat ingin mengejar ketertinggalan kami saat pengembaraan pertama. Kami tetap menyamakan langkah dengan irama yang teratur.

Gambar 2.10 Kabut tebal menghalangi pandangan kami

                Satu jam perjalanan, barulah kami beristirahat di Aroma Pecco. Di depan kami terdapat orang-orang yang sibuk bekerja memotong akar pohon besar. Tiba-tiba kontingen Batanghari melewati kami. Gunung Kerinci mulai menampakkan diri. Pemandangan indah ada di depan kami. Lima belas menit beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan.

Gambar 2.11 Pemandangan indah Gunung Kerinci

Tidak jauh, kami bertemu dengan mobil kontingen yang mengangkut barang-barang seperti pakaian dan bahan masakan yang parkir di pinggir jalan. Kami terus melanjutkan perjalanan hingga kami melewati Kontingen Batanghari yang sedang beristirahat dan makan.


      Gambar 2.12 Mobil kontingen mengangkut barang-barang peserta

Di jalanan ini kami menemui sebuah sekolah dan Resort Kerinci. Di jalan ini juga kami melihat sebuah mobil kap terbuka yang sepertinya mengangkut beberapa carriel peserta. Sayangnya kami tidak sempat mengambil gambar sebab mobil tersebut melaju cukup kencang.

Kami terus berjalan mengikuti jalan aspal dan  berbelok ke arah kiri. Disini mulai tampak keramaian. Pukul 09.55 WIB. Kami melewati Desa Mekar Jaya dan Desa Kersik Tuo. Warga terheran-heran memandangi kami.

Gambar 2.13 Tugu Macan di Desa Kersik Tuo

Setelah dua jam perjalanan, kami baru kembali bertistirahat tepat di simpang Desa Tanjung Bungo. Kami bergantian mengoleskan krim pencengah nyeri di kaki. Tidak lama kami terus melanjutkan perjalanan dan bertemu sangga kerja yang menunggu di persimpangan Desa Sangir. Di desa ini kami berpapasan dengan beberapa warga. Pukul 11.14 WIB kami telah tiba di Desa Bendung Air Timur. Kami tiba sebagai kontingen kedua dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan.


Comments