Untukmu Yang Berulang Tahun Kemarin


Sebenarnya aku bukan orang yang suka dengan  perayaan-perayaan seperti ini. Aku bukan temanmu yang rela tidak tidur kemarin malam, menunggu pergantian hari demi jadi orang pertama yang mengucapkan selamat di hari kelahiranmu. Aku juga bukan teman kamu yang kemarin bersikap tidak biasa, membuatmu jengkel, lalu mengetuk pintu rumahmu sambil menyanyikan lagu Jamrud yang judulnya Selamat Ulang Tahun itu. Aku tidak akan membawa kue cokelat kesukaanmu dengan lilin warna-warni yang sudah siap kautiup atau memesan money cake seperti di postingan yang kautandai aku pada kolom komentar Instagram pukul 8 pagi kemarin.  

Aku pun bukan temanmu yang kemarin mengunggah banyak foto yang (mungkin) kau sebut aib itu, menuliskan doa-doa panjang di status WhatsApp yang apabila kutekan baca selangkapnya di sana, maka takarir itu akan menutupi foto yang diunggah. Aku benar-benar bukan orang yang seperti itu. 

Aku pribadi yang tidak terlalu mengkhususkan kata-kata semacam itu. Aku bahkan tak pernah berusaha mengingat tanggal lahirmu. Jika aku ingin, sebenarnya mudah saja. Akan kuambil stabilo merah jambu, kuoleskan tintanya melingkari angka 5 di kalender, maka tanda itu akan selalu menyapaku ketika aku keluar dari pintu. Sayangnya, aku tidak melakukan itu. Toh, pikirku buat apa? Nyatanya aku selalu mengingatmu setiap hari, bukan setahun sekali.

Daripada aku mengetik dan mengirimkan pesan spam di hari ulang tahunmu, aku lebih memilih menggunakan sedikit waktuku untuk mendoakanmu. Doa yang benar-benar untukmu, yang kau sendiri pun tidak tah tapi insyaAllah,doa seperti itu lebih mustajab.

“Sesungguhnya doa seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah doa yang mustajab (terkabulkan)".

Kamu mungkin berpikir bahwa aku tidak peduli atau bahkan tidak ingat sama sekali. Padahal betapa aku sangat peduli dan rasanya mendoakanmu tidak harus saat kamu mengulang hari lahir saja. Doa adalah sesuatu paling berharga yang bisa aku berikan.

Namun jika ucapan selamat bisa sedikit menghiburmu, maka izinkan aku untuk sedikit mengubah kalimat itu. “Selamat berbahagia karena semakin dekat waktumu bertemu Sang Pencipta, Sang Pemilik Waktu, Umur, juga Nyawamu.”

 ___________

Dari temanmu yang baik hati dan rajin menabung,

Faiza Nurrahmah


Comments